Penduduk, Masyarakat dan Kebudayaan




KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberi penulis akal dan pikiran sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Ilmu Sosial Dasar yang telah diberikan guna untuk memenuhi penilaian
Penulis menyadari bahwa penulisan ini belum sepenuhya dapat dijadikan suatu bahan untuk pembahasan yang lebih luas lagi. Namun penulis sudah berusaha secara maksimal untuk dapat menyajikan yang terbaik dan inilah yang dapat penlis sajikan. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun motivasi agar lebih baik lagi dalam membuat suatu karya tulis berikutnya. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan khususnya bagi penulis.




                                                                                                          Bekasi, 25 November 2016

Penulis                           
                  






BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pertumbuhan penduduk yang makin cepat mendorong pertumbuhan aspek-aspek kehidupan yang meliputi aspek-aspek sosial budaya, kebudayaan, ekonomi. Manusia mempunyai kelebihan dalam kehidupannya dalam memanfaatkan dan mengembangkan akal budinya. Akibatnya dari perkembangan kebudayaan ini mengubah cara pikir manusia dalam memenuhi kebutuhannya

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan "per waktu unit" untuk pengukuran.

1. Perkembangan Penduduk Dunia

Manusia diperkirakan hidup di dunia sudah sekitar 2 juta tahun yang lalu. Pada waktu itu jumlahnya masih sangat sedikit. Bahkan 10.000 tahun SM, penduduk dunia diperkirakan baru sektar 5 juta jiwa.
Namun demikian, pada tahu pertama setelah masehi, jumlah penduduk dunia telah berkembang hampir mencapai 250 juta jiwa. Dari tahun pertama setelah masehi, sampai ke masa pemulan revousi industri di sekitar tahun 1750, populasi dunia telah meningkat dua kali lipat menjadi 728 juta jiwa. Selama 200 tahun berikutnya (1750 - 1950) tambahan penduduk sebanyak 1,7 miliyar jiwa. Tetapi dalam 25 tahun berikutnya (1950 -1975) ditambah lagi dengan 1,5 miliyar jiwa, yang jika dijumlahkan seluruhnya pada akhir 1975 telah mencapi 4 miliyar jiwa. 
Pada tahun 1986, populasi dunia sudah mendekati angka 5 miliyar.
Pada tahun 2005 umlah penduduk sudah mencapai angka 6,45 miliyar.
sumber: Duran (1967), Todaro (1983), UN (2001), UN (2005)
Dari pertubuhan absolut populasi dunia ini, dapat dikemukakan bahwa sejak tahun 1650 Masehi sampai  tahun 20005, rata-rata pertambahan penduduk dunia persatuan waktu adalah sebanyak 16,63 juta orang pertahu.

2. Pengandaan Penduduk Dunia

Tahun
Penduduk Dunia
Perkiraan Waktu Penggandaan
800 SM
5 juta
-
1650 tahun
500 juta
1500
1830 tahun
1 miliyar
180
1930 tahun
2 miliyar
100
1975 tahun
4 miliyar
45
Sumber : Ehrlich, Paul, R, el al, Human Ecology W.H. Freeman and Co San Fransisco.

Dari tabel diatas, dapat diambil bahwa dari taun 1830 - 1930 pada kurun waktu 100 tahun mengalami penggandaan penduduk, sedangkan dari tahun 1930 - 1975 pada kurun waktu hanya 45 tahun mengalami penggandaan. Ini menunjukkan bahwa penggandaan semakin cepat berlangsung.


3. Faktor-faktor Demografi yang Mempengaruhi Pertumbuhan Penduduk


1. Kematian
Kematian adalah hilangnya tanda-tand kehidupan manusia secara permanen. Kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk dan untuk menghitung besarnya angka kematian caranya hampir sama dengan perhitungan angka kelahiran. Banyaknya kematian sangat dipengaruhi oleh faktor pendukung kematian dan faktor penghambat kematian.
2. Kelahiran
Kelahiran bersifat menambah jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yyang menghambat kelahiran dan mendukung kelahiran
3. Imigrasi
Apabila setiap penduduk pindahh ke kota dan mereka menjadikan KTP menjadi dua maka akan sulit apabila di data tidak akan terpenuhi akan sulit mendata penduduk dengan data pasti.

4. Rumus tingkat Kematian yang Kasar




5. Rumus Tingkat Kematian Khusus



6. Angka Kelahiran

Angka kelahiran adalah angka yang menunjukkan bayi yang lahir dari setiap seribu penduduk/tahun. Angka kelahiran bayi dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :


  1. Angka kelahiran dikatakan tinggi jika angka kelahiran > 30 per tahun
  2. Angka kelahiran dikatakan sedang jika angka kelahiran 20 - 30 per tahun
  3. Angka kelahiran dikatakan rendah jika angka kelahiran < 20 per tahun
7. Pengertian Migrasi

Secara umum migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujan untuk menetap dari satu tempat ke tempat lain melewati batas administratif (migrasi internal) atau batas politik negara (mirasi internasional). Dengan kata lainn, migrasi diartikan sebagai perpindahan relatif permanen dari satu daerah ke daerah lain.

8. Macam-Macam dan Proses Migrasi

Berikut adalah macam-macam migrasi :

  1. Emigrasi, emigrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain
  2. Imigrasi, imigrasi adalah masuknya penduduk dari ke dalam suatu daerah negara tertentu
  3. Urbanisasi, urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota
  4. Transmigrasi, transmigrasi adalah perpindahan penduduk antar pulau dalam suatu negara
  5. Remigrasi, kembalinya penduduk ke negara asal setelah berapa lama beradadi negara orang lain
Proses migrasi penduduk dari asal ke daerah tujuan :
  1. Dalam memilih daerah tujuan para imigran cenderung memilih daerah yang terdekat dari daerah asal
  2. Kurangnya kesempatan kerja di daerah asal dan adanya kesempatan kerja di daerah tujuan merupakan salah satu alasan seseorang melakukan mobilitas penduduk
  3. Informasi yang positif dari sanak saudara, kerabat tentang daerah tujuan merupakan sumber informasi yang penting dalam pengambilan keputusan seseorang untuk berimigrasi
  4. Informasi negatif yang yang datang darii daerah tujuan, meyebabkan seseorang enggan melakukan imigrasi
  5. Makin besar pengaruh daerah perkotaan terhadap seseorang, makin  tinggi frekuensi mobilitas orang tersebut
  6. Seseorang akan memilih daerah tujuan dimana terdapat sanak saudara dan kenalan yang berada di daerah tersebut
  7. Makin tinggi pendapatan seseorag, makin tinggi frekuensi mobilitas orang tersebut
  8. Migrasi masih akan terjadi apabila di daerah ada bencana alam, dll.
  9. Orang yang berumur muda dan belum berumah tangga lebih banyak mengadakan mobilitas dari pada orang yang sudah berusia lanjut dan berstatus kawin
  10. Makin tinggi pendidikan seseorang, maka makin banyak melakukan mobilitas penduduk
9. Dampak Migrasi

Dampak positif :

  1. Meratakan pesebaran penduduk
  2. Meningkatkan kesejahteraan ekonomi penduduk
  3. Mengurangi jumlah pengangguran
  4. Mengurangi kepadatan penduduk di suatu wilayah
Dampak negatif :
  1. Berkuragnya tenaga kerja produktif di daerah yang ditinggalkan (desa)
  2. Berkurangnya jumlah golongan berpendidikan di desa
  3. Terbentuknya daerah-daerah kumuh di kota
  4. Berkurangnya tenaga penggarap lahan pertanian di desa
  5. Terjadi konflik antar penduduk asli dan penduduk pindahan
  6. Terjadi sengketa tanah dari kedua belah pihak
10. Jenis Struktur Penduduk
  1. Jumlah Penduduk : Ubanisasi, reurbanisasi, emigrasi, imigrasi, reimigrasi, transmigrasi
  2. Persebaran Penduduk : Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduki di suatu wilayah dibandingkan dengan luas wilayahnya yang dihitung jiwa per km kuadrat
  3. Komposisi Penduduk : Merupakan sebuah mata statistik dari statistik kependudukan yang membagi dan membahas masalah kependudukan dari segi umur dan jenis kelamin
11. Bentuk Piramida Penduduk


1. Piramida penduduk muda berbentuk limas. Piramida ini menggambarkan jumlah penduduk usia muda lebih besar dibanding usia dewasa
2. Piramida stasioner (tetap) berbentuk granat. Bentuk ini menggambarkan jumlah penduduk usia muda seimbang dengan usia dewasa
3. Piramida enduduk tua berbentuk nisan. Piramida bentukini menunjukkan jumlah penduduk usia muda lebih sedikit bila dibandingkan dengan usia dewasa

12. Rasio Keterantungan

Rasio ketergantungan adalah perbandingan antar jumlah penduduk berumur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun keatas dibandingkan dengan jumlah penduduk  usia 15-64 tahun. Rasio ketergantungan dapat dilihat menurut usia yakni Rasio Ketergantungan Muda dan Rasio Ketergantungan Tua. 
Rasio ketergantungan dapat digunakan sebagai indikator yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara apakah tergolong negara yang maju atau negara berkembang. Semakin tingginya persentase rasio ketergantungan menunjukkan semakin tinginya beban yang di tanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belu produktif dan tidak produktif lagi.

B. Kebudayaan dan Kepribadian

1. Pertumbuhan dan Perkembangan Kebudayaan di Indonesi

a.)   Zaman Batu Tua (Palaeolithikum)
Alat-alat batu pada zaman batu tua, baik bentuk ataupun permukaan peralatan masih kasar, misalnya kapak genggam Kapak genggam semacam itu kita kenal dari wilayah Eropa, Afrika, Asia Tengah, sampai Punsjab(India), tapi kapak genggam semacam ini tidak kita temukan di daerah Asia Tenggara
Berdasarkan penelitian para ahli prehistori, bangsa-bangsa Proto-Austronesia pembawa kebudayaan Neolithikum berupa kapak batu besar ataupun kecil bersegi-segi berasal dari Cina Selatan, menyebar ke arah selatan, ke hilir sungai-sungai besar sampai ke semenanjung Malaka Lalu menyebar ke Sumatera, Jawa. Kalimantan Barat, Nusa Tenggara, sampai ke Flores, dan Sulawesi, dan berlanjut ke Filipina.
b.)   Zaman Batu Muda (Neolithikum)
Manusia pada zaman batu muda telah mengenal dan memiliki kepandaian untuk mencairkan/melebur logam dari biji besi dan menuangkan ke dalam cetakan dan mendinginkannya. Oleh karena itulah mereka mampu membuat senjata untuk mempertahankan diri dan untuk berburu serta membuat alat-alat lain yang mereka perlukan.
Ciri – ciri zaman batu muda :

1.  Mulai menetap dan membuat rumah

2.  Membentuk kelompok masyarakat desa

3.  Bertani

4.  Berternak untuk memenuhi kebutuhan hidup

Bangsa-bangsa Proto-austronesia yang masuk dari Semenanjung Indo-China ke Indonesia itu membawa kebudayaan Dongson, dan menyebar di Indonesia. Materi dari kebudayaan Dongson berupa senjata-senjata tajam dan kapak berbentuk sepatu yang terbuat dari bahan perunggu.
2. Kebudayaan Hindu, Budha dan Islam 

a.)   Kebudayaan Hindu, Budha
Pada abad ke-3 dan ke-4 agama hindu mulai masuk ke Indonesia di Pulau Jawa. Perpaduan atau akulturasi antara kebudayaan setempat dengan kebudayaan. Sekitar abad ke 5 ajaran Budha masuk ke indonesia, khususnya ke Pulau Jawa. Agama Budha dapat dikatakan berpandangan lebih maju dibandingkan Hinduisme,sebab budhisme tidak menghendaki adanya kasta-kasta dalam masysrakat. Walaupun demikian, kedua agama itu di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa tumbuh dan berdampingan secara damai. Baik penganut hinduisme maupun budhisme masng-masing menghasilkan karya- karya budaya yang bernilai tinggi dalam seni bangunan, arsitektur, seni pahat, seni ukir, maupun seni sastra, seperti tercermin dalam bangunan, relief yang diabadikan dalam candi-candi di Jawa Tengah maupun di Jawa Timur diantaranya yaitu Borobudur, Mendut, Prambanan, Kalasan, Badut, Kidal, Jago, Singosari, dll.
b.) Kebudayaan Islam
Abad ke 15 da 16 agama islam telah dikembangkan di Indonesia, oleh para pemuka-pemuka islam yang disebut Walisongo. Titik penyebaran agama Islam pada abad itu terletak di Pulau Jawa. Sebenarnya agama Islam masuk ke Indonesia, khususnya di Pulau Jawa sebelum abad ke 11 sudah ada wanita islam yang meninggal dan dimakamkan di Kota Gresik. Masuknya agama Islam ke Indonesia berlangsung secara damai. Hal ini di karena masuknya Islam ke Indonesia tidak secara paksa.
Abad ke 15 ketika kejayaan maritim Majapahit mulai surut , berkembanglah negara-negara pantai yang dapat merongrong kekuasaan dan kewibawaan majapahit yang berpusat pemerintahan di pedalaman. Negara- negara yang dimaksud adalah Negara malaka di Semenanjung Malaka,Negara Aceh di ujung Sumatera, Negara Banten di Jawa Barat, Negara Demak di Pesisir Utara Jawa Tengah, Negara Goa di Sulawesi Selatan . Dalam proses perkembangan negara-negara tersebut yang dikendalikan oleh pedagang. Pedagang kaya dan golongan bangsawan kota- kota pelabuhan, nampaknya telah terpengaruh dan menganut agama Islam. Daerah-daerah yang belum tepengaruh oleh kebudayaan Hindu, agama Islam mempunyai pengaruh yang mendalam dalam kehidupan penduduk. Di daerah yang bersangkutan. Misalnya Aceh, Banten, Sulawesi Selatan, Sumatera Timur, Sumatera Barat, dan Pesisr Kalimantan
C. Kebudayaan Barat
Unsur kebudayaan barat juga memberi warna terhadap corak lain dari kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia adalah kebudayaan Barat. Masuknya budaya Barat ke Negara Republik Indonesia ketika kaum kolonialis atau penjajah masuk ke Indonesia, terutama bangsa Belanda. Penguasaan dan kekuasaan perusahaan dagang Belanda (VOC) dan berlanjut dengan pemerintahan kolonialis Belanda, di kota-kota propinsi, kabupaten muncul bangunan-bangunan dengan bergaya arsitektur Barat. Dalam waktu yang sama, dikota-kota pusat pemarintahan, terutama di Jawa, Sulawesi Utara, dan Maluku berkembang dua lapisan sosial ; Lapisan sosial yang terdiri dari kaum buruh, dan kaum pegawai.
Sehubungan dengan itu penjelasan UUD’45 memberikan rumusan tentang kebudayaan memberikan rumusan tentang kebudayaaan bangsa Indonesia adalah: kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budi rakyat Indonesia seluruhnya, termasuk kebudayaan lama dan asli yang ada sebagai puncak kebudayaan di daerah-daerah di seluruh Indonesia. Dalam penjelasan UUD’45 ditujukan ke arah mana kebudayaan itu diarahkan, yaitu menuju kearah kemajuan budaya dan persatuan, dengan tidak menolak bahan baru kebudayaan asing yang dapat mengembangkan kebudayaan bangsa sendiri serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia



Sumber :
http://derarief94.blogspot.com/2014/11/ii-isd-ii.html
https://nathaniaseptavy.wordpress.com/tag/perkembangan-dan-penggandaan-penduduk-dengan-tabel/
https://abiand.wordpress.com/tugas/1-penduduk-masyarakat-dan-kebudayaan/

Komentar