Internet Of Things

Apa itu IOT (Internet of Things) ?

Akhir-akhir ini kita perhatikan dan ikuti berita tentang teknologi terbaru seputar embedded systems, lebih spesifik lagi teknologi yang sering di aplikasikan untuk pekerjaan sehari-hari. Trend ramalan kedepan, mayoritas perangkat di sekeliling kita akan terhubung ke internet atau biasa disebut dengan Internet Of Things.

Menurut Wikipedia, Internet Of Things atau juga dikenal dengan singkatan IoT, merupakan sebuah konsep yang bertujuan untuk memperluas manfaat dari konektivitas internet yang tersambung secara terus-menerus. Adapun kemampuan seperti berbai data, remote control, dan sebaginya, termasuk juga pada benda di dunia nyata. Contohnya bahan pangan, elektronik, koleksi, peralatan apa saja, termasuk benda hidup yang semuanya tersambung ke jaringan lokal dan global melalui sensor yang tertanam dan selalu aktif.



Makna serupa yang lain, Internet Of Things adalah sebuah konsep/skenario dimana suatu objek yang memiliki kemampuan untuk mentransfer data melalui jaringan tanpa memerlukan interaksi manusia ke manusia atau manusia ke komputer.

"A Things" pada Internet Of Things dapat di definisikan sebagai subjek misalkan orang dengan monitor implant jantung, hewan peternakan dengan transponder biochip, sebuah mobil yang telah dilengkapi built-in sensor untuk memperingatkan pengemudi ketika tekanan ban rendah. Sejauh ini, IoT paling erat hubungannya dengan komunikasi machine-to-machine (M@M) di bidang manufaktur dan listrik, perminyakan, dan gas. Produk dibangun dengan kemampuan komunikasi M@M yang sering disebut dengan sistem cerdas atau "smart". (smart label, smart meter, smart grid sensor).

Meskipun konsep ini kurang  populer hingga tahin 999, namun IoT telah dikembangkan selama beberapa dekade. Alat internet pertama misalnya, mesin Coke di Carnegie Melon University di awal tahun 1980-an. Para Programmerdapat terhubung ke mesin melalui Internet, memeriksa status mesin dan menentukan apakah ada atau tidak minuman dingin yang menunggu mereka, tanpa harus pergi ke mesin tersebut.


Istilah Internet of Things mulai dikenal pada tahun 1999 yang saat itu disebutkan pertama kalinya dalam sebuah presentasi oleh Kevin Ashton, cofounder and executive director of the Auto_ID Center di MIT.

Dengan semakin berkembangnya infrastruktur internet, maka kita menuju babak berikutnya, di mana bukan hanya smartphone atau komputer saja yang dapat terkoneksi dengan internet. Namun berbagai macam benda nyata akan terkoneksi dengan internet. Sebagai contohnya dapat berupa : mesin produksi, mobil, peralatan elektronik, peralatan yang dapat di kenakan manusia (wearables), dan termasuk benda nyata apa saja yang semuanya tersambung ke jaringan lokal dan global menggunakan sensor dan atau akuator yang tertanam.

Beberapa contoh konkrit dari "wearables" yang mulai dipasarkan didunia adalah : Google Glass, Google Nest, Nike Fit, dan Samsung Smart Watch. Tidak hanya werables, Samsung juga mulai merambah dan mengembangkan teknologi IoT dibidang consumer appliances seperti : Smart Air Conditioner, Smart TV, Smart Refrigerator. Pada tahun 2017, menurut CEO Samsung 90% dari semua produk Sasung akan siap dengan koneksi IoT dengan proyek Homekit, yang merupakan protokol pengontrol rumah pintar melalui sistem operasi iOS. Beberapa produk Aple tersebut antar laiin iHome, Incipio, GridConnect dan iDevices. Semua perangkat Apple Homekit tersebut akan diasarkan dalam waktu dekat ini.

Dengan rencana dipasarkannya produk-produk consumer goods IoT, tahun 2015 ialah merupakan tahun awal kebangkita dari Internet of Things.

Berdasarkan prediksi perusahaan IT terkenal Ciso, pada tahun 2020, akan ada 50 milyar alat-alat yang terhubung dengan Internet, termasuk 400 juta alat-alat tersebut adalah perangkat dalam kategori wearables. Maka bersiaplah untuk menyaksikan dan merasakan "new user experience" menggunakan perangkat berteknologi IoT dalam kehidpan anda.

Konsep dan Cara Kerja IoT

Konsep IoT ini sebetulnya cukup sederhana dengan cara kerja mengacu pada 3 elemen utama pada arsitektur IoT, yakni: Barang Fisik yang dilengkapi modul IoT, Perangkat Koneksi ke Internet seperti Modem dan Router Wirless Speedy seperti di rumah anda, dan Cloud Data Center tempat untuk menyimpan aplikasi beserta data base.
Seluruh penggunaan barang yang terhubung ke internet akan menyimpan data, data tersebut terkumpul sebagai ‘big data’ yang kemudian dapat di olah untuk di analisa baik oleh pemerintah, perusahaan, maupun negara asing untuk kemudian di manfaatkan bagi kepentingan masing-masing. Disinilah peran penting pemerintah Republik Indonesia dalam menjaga ketahanan negara dari sisi sistem informasi.

Manfaat IoT

Berbagai macam implementasi IoT adalah dalam kehidupan sehari-hari kita. Bahkan beberapa mungkin telah kita lakukan, hanya saja tidak terpikir bahwa itu adalah bagian dari IoT.
Berikut ini adalah beberapa manfaat dalam beberapa bidang, yakni :
  1. Sektor pembangunan
  2. Sektor energi
  3. Sektor rumah tangga
  4. Sektor kesehatan
  5. Sektor industri
  6. Transportasi
  7. Perdagangan
  8. Keamanan
  9. Teknologi dan Jaringan


Teknologi dan Pengimplementasian IoT

1. Memonitor Bayi dengan Kimono Cerdas

Sekilas, kimono bernama Mimo ini tampak seperti baju bayi pada umumnya. Hanya saja, hiasan berbentuk kura-kura yang terdapat padanya mampu mengirim data ke receiver berwujud bunga teratai, yang kemudian mengirimkan informasi ke aplikasi iOS atau Android via koneksi Internet.

Kimono ini mampu memonitor napas, posisi tubuh, aktivitas tidur, dan temperatur kulit bayi yang dapat Anda lacak secara real-time via aplikasi khusus pada ponsel. Satu lagi, karena terdapat mikrofon pada aksesori kura-kura tadi, Anda juga dapat mendengar suara di sekitar bayi.

2. Sepeda Pintar yang Mampu Merekomendasikan Rute

Sepeda adalah salah satu peralatan olah raga yang tepat disandingkan dengan IoT. Vanhakws, perusahaan rintisan asal Toronto, Kanada, melihat ini sebagai peluang besar. Mereka merancang connected bicycle buat pengendara urban. Proyek Kickstarter ini memikat begitu banyak netizen hingga mendulang crowdfunding senilai US$ 820 ribu atau sekitar Rp 11,3 miliar.


Sepeda bernama Valour ini dilengkapi general positioning system atau GPS dan beragam sensor serta koneksi Wi-Fi dan Bluetooth untuk memudahkan berkomunikasi dengan ponsel atau jam pintar. Valour dapat mendeteksi kendaraan yang ada di blindspot pengendara untuk meminimalkan terjadinya kecelakaan.

Selain itu, setiap digunakan, sepeda ini akan merekam data perjalanan. Misalnya, apakah ada lubang pada rute yang dilewati. Pada sesi bersepeda berikutnya, Valour, sepeda premium yang dijual dengan harga mulai dari US$ 1.249 (sekitar Rp17,2 juta) dapat merekomendasikan rute yang lebih nyaman untuk dilewati.

3. Menyiram Tanaman Secara Otomatis

Alat penyiram tanaman otomatis sudah tersedia sejak lama. Berbeda dengan yang sudah ada, sistem bernama OpenSprinkler ini lebih pintar karena tidak hanya mampu menyiram tanaman sesuai jadwal. Ini juga berdasarkan kondisi kelembapan tanah. Akibatnya, penggunaan air jadi lebih efisien. OpenSprinkler, yang dikembangkan oleh mantan editor Wired, Chris Anderson, dan Rui Wang ini, terhubung ke internet via Ethernet atau Wi-Fi.


Jika Anda suka ngoprek dan mencari sistem penyiraman tanaman pintar buat di rumah, OpenSprinkler tersedia dalam paket DIY (Do It Yourself). Atau jika tidak mau repot, terdapat juga alat siap pakai yang dibangun dengandevelopment board Arduino dan Raspberry Pi.

4. Colokan Listrik Pintar

Colokan pintar, atau smart plugs dengan koneksi Wi-Fi ini menjadi perantara antara colokan biasa di rumah Anda dengan peralatan rumah tangga seperti oven atau lampu. Alat ini bisa digunakan utuk menyalakan atau mematikan sambungan listrik lewat aplikasi ponsel dari mana saja, asalkan dalam jangkauan Internet.


Beberapa colokan pintar bahkan mampu memonitor berapa daya yang digunakan. Anda pun dapat menghemat energi, yang ujung-ujungnya menekan biaya. Walaupun pada awalnya Anda harus boros, karena investasi untuk membeli colokan pintar ini tidak murah. Sekadar informasi, alat ini dijual dengan kisaran harga 50 dolar AS (Belkin WeMo Switch) hingga 160 dolar AS (Plugwise Home Start). Jika tertarik membuat colokan pintar sendiri, Anda bisa melihat proyek DIY ini.

5. Sistem Peringatan Bencana

Suka merasa was-was saat meninggalkan rumah? Mungkin sudah saatnya Anda memasang alat seperti Ninja Sphere. Alat ini merupakan hub yang dapat tersambung dengan bermacam sensor dan alat pintar buatan brand lain, seperti sensor suhu, sensor gerakan, lampu pintar, colokan pintar, dan banyak lagi.


Ninja Sphere, yang terhubung ke Internet lewat Wi-Fi ini, mampu menarik data dari sensor yang berada dalam jaringan rumah. Contohnya, suhu luar dan dalam ruangan. Ketika ada lonjakan suhu secara mendadak, Anda akan mendapat notifikasi via aplikasi ponsel. Anda pun dapat menghubungi tetangga atau pihak yang berkepentingan untuk melakukan pengecekan sebelum terlambat. Alat ini dijual dengan harga US$ 250 dolar AS atau sekitar Rp 3,5 juta.

Anda dapat membangun sendiri sistem peringatan dini di rumah secara DIY dengan memanfaatkan CISECO, Libelium Waspmote, RasWIK, atau PiCrust. Selain bisa menekan biaya, Anda dapat memasang sensor-sensor pada posisi yang benar-benar membutuhkan pengawasan.

Sumber :
[1] http://ilmukomputer.org/wp-content/uploads/2015/05/apa-itu-iot-internet-of-things.pdf
[2] https://daily.oktagon.co.id/lima-impelementasi-internet-of-things-dalam-kehidupan-sehari-hari/

Komentar